Kelas: 3EA29
NPM : 13213250
1. Bagaimana
proses berfikir ilmiah dikaitkan dengan penalaran, sajikan dengan kasus dan
analisis tersebut
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh
kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar
akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas
berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran.
Bernalar mengarah pada berpikir
benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena
penalaran mendidik manusia bersikap objektif,
tegas, dan berani, suatu
sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah
suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha menghubung - hubungkan fakta untuk memperoleh
suatu kesimpulan. Fakta adalah
kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus
mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu
kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, meraba, dan merasa.
Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan
ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir
adalah klasifikasi”.
Contoh kasus
Jika kita mendengar nasehat dari
kakek nenek, Beliau sering bilang "Nak jangan duduk didepan pintu, nanti
jauh jodoh lho". Perkataan itu sering kita dengar dari kakek nenek kita.
Memang seperti itulah gaya penuturan sesepuh kita. Bisanya penuturan tersebut
dihubungkan dengan pamali. Ditanah jawa terutama banyak dikenal istilah pamali.
Penuturan semacam itu jaman sekarang dianggap sebagai omong kosong yang tak
memiliki makna dalam.. Namun, jika direnungkan dan kita rela tenggelam pada
masa lampau, kita akan menemukan banyak hal yang manarik.
Khurafat dan mitos merupakan
salah satu sebab disembahnya patung-patung, batu, benda-benda keramat dan
sesembahan lainnya selain Allah Ta’ala. Di Indonesia khususnya, banyak khurafat
dan mitos yang hingga saat ini dipercaya sebagai sebuah kebenaran secara turun
temurun. Bahkan bukan hanya dipercaya tapi kepercayaan itu direalisasaikan
dalam bentuk ritual-ritual tertentu yang mengandung unsur kesyirikan. Salah
satu contoh mitos yang hingga saat ini masih diyakini adalah mitos tentang
Candi Prambanan, asal usul gunung Tangkuban Perahu, asal usul Danau Toba dan
beberapa tempat lainnya. Berkaitan dengan mitos candi prambanan, diyakini bahwa
candi ini dibuat Bondowoso sebagai syarat untuk menikahi Roro Jonggrang yaLalu
apa kaitanya dengan larangan duduk di depan pintu? kenapa kaitanya dengan susah
jodoh? Pada masa lalu seorang lelaki sangat menghargai wanita yang misterius
dan tertutup. Itulah sebabnya jaman dulu dikenal istilah wanita pingitan.
Wanita pingitan jika diartikan secara bebas, wanita pingitan adalah seorang
wanita yang oleh orangtuangya dijaga dengan ketat, dipelihara dengan baik,
diberi pendidikan yang relevan untuk kehidupan berkeluarga. Wanita pingitan
juga dikenal sebagai wanita yang yang suci dalam pergaulan tidak gampangan dan
hati hati dalam memilih teman. Secara umum wanita pingitan adalah wanita yang
tak pernah tersentuh oleh lelaki. seorang lelaki pada masa itu tidak suka
dengan seorang gadis yang suka memamerkan kecantikanya. Seorang suka memamerkan
kecantikan kepada banyak orang, dicap sebagai wanita murahan, image itu yang
dihindari oleh kebanyakan gadis pada masa itu. Nah, jika ada seorang gadis yang
suka duduk di dapan pintu, itu artinya dia akan dipanadang oleh banyak orang
yang lewat didepan rumahnya. Sehingga si gadis dapat cap yang kurang baik.
Sehingga kebanyakan pemuda juga akan memandang rendah sang gadis. Jika
dibandingkan dengan masa ini, banyak sekali sosial media yang dimanfaatkan
untuk memajang foto. Banyak pula gadis yang sengaja memamerkan bagian tubuh
yang seharusnya tertutup. Mungkin inilah yang dinamakan dengan penurunan moral.
Pada jaman dulu seorang dianggap sangat berharga ketika dapat menyembunyikan
(menjaga) bagian tubuh dari pandangan orang. Saat ini, malah berlomba lomba
untuk memamerkanya. Tinjauan agama memberikan batasan yang jelas mengenai
bagian tubuh wanita yang boleh dipandang dan bagian yang harus tertutup.
Mungkin beda dengan pandangan budaya, budaya jawa tidak memberi batasan kusus mengenai
hal itu. Namun, seraca prinsip tujuan agama dan budaya sejalan. Yaitu untuk
melindungi dan menaikkan derajat manusia (khususnya wanita), meminta seribu
candi dalam semalam. Kemudian Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi
pelengkap keseribu karena menghianti janji. Muncul khurafat dan mitos bahwa
pasangan yang datang ke tempat tersebut secara bersama akan terputus
hubungannya. Tempat lain yang memiliki khurafat putus hubungan semisalnya
adalah Kebon Raya Bogor, Baturaden di Kabupaten Banyumas, dan Air terjun Coban
Rondo di Malang. Adapun contoh khurafat lainnya terkait dengan jodoh
adalah jangan makan depan pintu nanti jodohnya jauh, jangan makan di tempat
tidur nanti jodohnya pemalas, jangan makan menggunakan dua piring nanti
istrinya dua, dan jangan nyapu setengah-tengah nanti jodohnya jelek. Anak
perempuan tidak boleh duduk di pintu, nanti jodohnya jauh. (Menurut
logisnya, untuk apa duduk di depan pintu sehingga menghalangi orang yang mau
keluar masuk. Lagipula tidak ada korelasi antara duduk di depan pintu dengan
jodoh yang jauh. Karena bukankah sejak lahir kita sudah mempunyai takdir, yaitu
salah satu contohnya Jodoh itu sendiri.)
2. Kaitkan
dengan materi metode ilmiah carilah sikap ilmiah yang berhubungan dengan metode
ilmiah.
Seorang
peneliti dalam melakukan penelitian selain harus menggunakan metode ilmiah,
juga harus menggunakan sikap ilmiah dalam bekerja. Sikap ilmiah yang harus
dimiliki seorang peneliti diantaranya adalah :
1) Rasa
ingin tahu
=
Selalu terdorong untuk lebih banyak ingin mengetahui. Caranya dengan membuka
buku, bertanya kepada orang yang lebih tahu, mengadakan pengamatan, dan
melakukan percobaan sendiri
2) Jujur
=
mencatat sesuai dengan hasil pengamatan, meskipun tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3) Tekun
=
tidak mudah putus asa jika hasil percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Tidak segan-segan mnegulangi percobaan.
4) Teliti
=
tidak cereboh, baik dalam merencanakan menggunakan alat maupun bahan, mengukur,
mencatat data, dan dalam menarik kesimpulan.
5) Objektif
=
pendapat dari kesimpulanyang diambil harus berdasarkan fakta yang ada,bukan
berdasrkan pendapat pribadi atau orang lian.
6) Terbuka
=
mau bekerja sama dengan orang lain, mau menerima kritikan atau saran dari oramg
lain yang bersdifat membangun dan mau memberikan pengalamnnya kepada orang
lain.
7) Toleran
=
seorang ilmuwan harus bersedia menerima gagasan darin orang lain dan mau
belajar serta membandingkan pendapanya dari orang lain dan tidak boleh
memaksakan pendapat kepada orang lain.
8) Optimis
=
harus memilliki sifat optimis terhadap penelitian yang sedangkan penelitiannya.
Tidak ada sikap pesimis karena dapat menyebabkan penelitian yang sedang
dijalankan tidak akan berhasil.
9) Pemberani
=
harus berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, dan kepura- puraan yang
akan mengahambat kemajuan.
10) Peduli
Lingkungan
=
sikap perduli lingkungan juga harus dimiliki oleh ilmuwan agar lingkungan yang
dijadikan tempat penelitian dan sekitarnya tidak mengalami kerusakan.
Langkah-langkah metode ilmiah:
a) Menentukan
dan merumuskan masalah
b) Mengumpulkan
data
c) Membuat
hipotesis
d) Melakukan
eksperimen
e) Menarik
kesimpulan.
Contoh Kasus
Seorang
Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi ingin melakukan suatu
penulisan ilmiah. Maka Mahasiswa tersebut harus menentukan objek dan subjek
yang akan diteliti lalu ia akan menumpulkan informasi saat mengumpulkan
informasi maka ia akan menggunakan sikap ilmiah yang terdiri atas rasa ingin
tahu, jujur,tekun,teliti,objektif,terbuka,toleran,optimis, pemberani,peduli
lingkungan untuk menunjungan dalam melakukan penulisan ilmiah. Kemudian ia akan
menentukan hipotesis dalam penulisan ilmiah yang ia lakukan serta melakukan eksperimen
sebagai bentuk pengujian kebenaran terhadap hipotesis dan terakhir akan menarik
kesimpulan sebagai akhir dari suatu penelitian.
3)
Bedakan karangan ilmiah apa saja, kemudian dari yang di bedakan berikan 1
contoh diharapkan hasil kreatifitas sendiri!
Jenis- Jenis Karangan
1.
Karangan Deskripsi
Karangan
deskripsi adalah suatu bentuk karya tulis yang menggambarkan atau melukiskan
suatu objek atau benda kepada para pembaca seolah-olah pembaca merasakan,
melihat atau mengalami sendiri topic dalam tulisan
Ciri-ciri
a) Melukiskan
suatu objek dengan sejelas-jelasnya
b) Melibatkan
observasi panca indera
c) Metode
penulisan menggunakan cara objektif, subjektif atau kesan pribadi penulis
terhadap suatu objek
2.
Karangan Narasi
Karangan
narasi adalah suatu bentuk karya tulis yang berupa serangkaian peristiwa baik
fiksi maupun tidak fiksi yang disampaikan sesuai dengan urutan waktu yang
sistematis dan logis.
Ciri-Ciri
a) Menyajikan
suatu cerita yang berupa cerita, peristiwa, pengalaman yang menarik kepada
pembaca,
b) Cerita-cerita
tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas,
c) Ada
konflik dan tokoh yang menjadu inti dari suatu karangan,
d) Memiliki
setting yang disampaikan dengan jelas,
e) Bertujuan
untuk menghibur pembaca dengan cerita- cerita yang disampaikan.
3.
Karangan Eksposisi
Karangan
eksposisi adalah sebuah karangan yang berisi tentang penjelasan-penjelasan atau
pemaparan mengenai suatu informasi kepada pembaca. Tujuannya agar dapat
memberikan informasi sejelas-jelasnya untuk pembaca.
Cirri-ciri
a) Menyajikan
atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya,
b) Informasi
yang disajikan bersifat fakta,
c) Tidak
berusaha mempengaruhi pembaca,
d) Menjelaskan
sebuah proses atau analisa sebuah topic.
4.
Karangan Argumentasi
Karangan
argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat penulis mengenai suatu hal.
Karangan ini bertujuan untuk meyakinkan penulis agar memiliki pandangan yang
sama akan suatu hal dengan pandangan penulis
a) Terdapat
pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topic yang sedang dibahas,
b) Pendapat-pendapat
tersebut dilengkapi dengan pembukyian yang berupa data, fakta dll,
c) Bertujuan
untuk meyakinkan pembaca,
d) Pengarang
menghindari keterlibatan emosi dalammenyampaikan pemdapat.
5.
Karangan Persuasi
Karangan
persuasi adalah salah satu bentuk karya tulis yang berisi ajakan- ajakan kepada
para pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Tujuannya untuk
menyakini pembaca yang disampaikan oleh penulis untuk melakukan atau
mem[percayai sesuatu
Ciri
- cirri
a) Karangan
ini bersifat mengajak pembaca
b) Memiliki
alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta dan lain lain,
c) Karangan
ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan kepercayaan,
d) Karangan
ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaan antara penulis dan
pembaca.
Contoh karangan eksposisi
Cara Membuat Masker Bengkuang
Bengkuang termasuk kelompok umbi-umbian tapi memiliki rasa yang jauh dari
umbi-umbian pada umumnya. Buah ini mengandung air yang membuat rasanya menjadi
sangat segar saat dimakan. Tidak hanya untuk dimakan tetapi baik untuk
kecantikan. Dengan bebrapa manfaatnya, mencerahkan kulit, mencegah penuaan
dini, merawat kulit tampak sehat, melembapkan kulit, menghilangkan jerawat. Langkah-langkah
membuat masker bengkuang.
Pertama kupas kulit bengkuang ukuran sedang - besar. Cuci bersih. Lalu, Parut bengkuang lalu peras
airnya. Tampung air bengkuang dalam gelas bening, buang ampasnya dan diamkan
air bengkuang tersebut selama 30 menit, akan ada endapan warna putih di dasar
gelas. Kemudian buang air
endapan yang berwarna bening di bagian atas, biarkan endapan warna putih susu
di bagian bawah karena itu yang akan dipakai. bersihkan wajah dan dengan bantuan kuas masker, oleskan endapan
bengkuang tersebut pada wajah dan leher hingga rata. Efek yang ditimbulkan akan ada sensasi dingin dan segar, diamkan
hingga masker mengering. Terakhir, bilas
masker yang sudah kering dengan air dingin. Keringkan wajah dengan handuk.
Referensi
www.zakapedia.com › Karya Tulis
Ilmiah › Seri Ringkasan Biologi
http://definisipengertian.net/pengertian-paragraf-ciri-fungsi-dan-jenis-paragraf/