NAMA : FARINA WIJAYANTI
KELAS : 3EA29
NPM : 13213250
1.
Membuat
ringkasan sebuah buku ( yang berjumlah 150 halaman)
A. Identitas
Buku
Judul :
Ekonomi Pembangunan
Penulis : DRS. SUBANDI, M.M.
Penerbit :
ALFABETA
Tahun Terbit :
2012
Tebal Buku : 230
lembar
Jumlah bab : 16
bab
B.
Ringkasan Buku
BAB I PENTINGNYA MEMPELAJARI EKONOMI PEMBANGUNAN
Pembangunan
ekonomi banyak dilaksanakan oleh negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia
didalamnya. Pada umunya pembangunan dipusatkan pada usaha-usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. kebijakan tersebut ditempuh dengan alasan bahwa; pertama, keterbelakangan
dibidang ekonomi memang paling dirasakan, dan kedua, pembangunan dibi8dang
ekonomi diyakini dapat mendorong perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam
bidang-bidang kehidupan lainnya dimasyarakat sehingga diharapkan mampu
mendukung/mempercepat pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Perhatian
Terhadap Pembangunan Ekonomi
Pembagunan
ekonomi menarik perhatian ekonom sejak zaman merkantilisme, klasik, sampai
zaman karl mark and Keynes. Adam smith telah menyinggung berbagai aspek
pembangunan ekonomi dalam bukunya “The Wealth of Nation (1976)”.
Karakteristik
Umum Negara Sedang Berkembang
Karakteristik umum NSB tersebut
menurut Todaro (1997) meliputi beberapa hal, antara lain:
a)
Tingkat kehidupan yang rendah;
b)
Tingkat produktivitas rendah;
c)
Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban
tanggungan yang tinggi;
d)
Tingginya tingkat perkembangan
pengganguran dan pengganguran semu;
e)
Ketergantungan terhadap produksi
pertanian dan ekspor produk primer;
f)
Kekuasaan, ketergantungan dan vulnerability dalam hubungan-hubungan
international.
Cakupan
Bahan dan Ekonomi Pembangunan
Menurut Arsyad (1999:5) ada beberapa
aspek penting yang dianalisis dalam ekonomi pembangunan antara lain: masalah
pertumbuhan ekonomi, masalah kemiskinan, masalah pembentukan modal, masalah
pengerahan tabungan, dan masalah bantuan luar negeri.
Dalam ekonomi pembangunan menurut
arsyad (1999:6) dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama bersifat deskriptif
dan analitis, lalu kelopok kedua bersifat memberikan berbagai pilihan
kebijakan pembangunan.
BAB
II PEMBANGUNAN, MAKNA DAN HAKIKAT PEMBANGUNAN
Pengertian
dan Makna Pembangunan
Pembangunan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai “suatu rangkaian proses kegiatan yang
dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan atau aktivitas ekonomi
untuk meningkatkan taraf hidup/kemakmuran dalam jangka panjang”.
Hakikat
Pembangunan
Kondisi keterbelakngan masyarakat
terlihat diberbagai bidang terdapat banyak hal-hal yang merupakn lingkaran
kemiskinan yang tak berujung pangkal. Hal ini merupaka penyebab utamanya adalah
kekurangan dan keterbatasan yang amat parah dalam pendapatan, modal dan
keterampilan. Pola sturuktur pembangunan masyarakat tersebut pada unmunya berat
sebelah. Dualism sektor ini lebih merenggangkan
laju pertumbuhan dan tingkat kesejahteraan masing-masing sektor.
Pembangunan
Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan
ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses saling keterkaitan dan saling
mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi. terdapat tiga nilai pokok penentu keberhasilan
pembangunan ekonomi yaitu, berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memilih. sedangkan pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan GDP/GNP
tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan ekonomi atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.
BAB
III PARADIGMA EKONOMI PEMBANGUNAN
Paradigma
Pembangunan
Paradigma trasdisional memiliki
pandangan tentang pembangunan dinegara sedang berkembang (NSB) iidentikan
dengan upaya meningkatkan pendapatan per kapita. Dengan ditingkatkan nya
pendapatan perkapita dihaarapkan masalah-masalah seperti pengganguran,
kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat
dipecahkan dengan apa yang dikenal trickle
down effect.
Ekonomi
Pembangunan Sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan
Ilmu ekonomi
menyediakan peralatan analisis dan metode berpikir untuk mengelola pembangunan,
khususnya pembangunan ekonomi sebagai alat analisis dan metode berpikir,
berwujud teori-teori ekonomi dan model-model ekonomi yang dapat diaplikasikan
untuk menganalisis permasalahan dan perumusan kebijaksanaan pembangunan .
keberadaan cabang ilmi pengetahuan
seperti ilmu ekonomi pemabangunan, ekonomi perencanaan, dan ekonomi
regional membuktikan betapa dominannya peranan ilmu ekonomi dalam pembangunan.
Pembangunan
Ekonomi Sebagai Bagian Pembangunan Nasional
Pada akhirnya suatu perekonomian
baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dan
daya beli masyarakat menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
Strategi
Pembangunan Ekonomi
PBB pada tahun 1961 menetapkan suatu
program kerjasama ekonomi internasional yang dikenal dengan Dasawarsa
Pembangunan, untuk menunjang pembangunan ekonomi pada negara-negra yang sedang
berkembang. Sejumlah negara berkembang berhasil mencapai laju pertumbuhan GDP
yang tinggi, tetapi muncul pula kepincangan-kepincangan dalam struktur
masyarakatnya. Kesadarakan akan adanya kepincangan dan perlu meninjau kembali
teori dan praktik pembangunan yang berlaku selama ini, seperti yang terungkap
terungkap dalam tulisan-tulisan mereka, antatra lain seperti:
“Development Recon-sidered:(London, 1972); Francis Blanchard, dalam tulisannya
berjudul “New development strategies to combat unemployment and poverty” (The
new standard, October 18,1975); Enrique Penalosa, dalam tulisannya “ the need
for a nnew development model” (Finance and development, march, 1976) dana
laporan Konpesasi Kesempatan Kerja sedunia tahun 1976, dalam “Meeting
basic Needs” (Jevana : ILO, 1977) Pada intinya mereka mengemukakan
bahwa strategi pembangunan yang terlalu bereorentasi pada peningkatan GDP perlu
ditinggalkan.
BAB
IV INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
Indikator
Ekonomi
a. Produk National Bruto
Perhitungan
pendekatan nasional dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan
pendapatan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan produksi.
Rumus NI = r
+ w + i + p
Rumus
GNP = C + I + G + (X-M) + F
Rumus
GDP = C + I + G + (X-M)
GNP dan GDP
perkapijta digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan, yaitu:
a)
GNP merupakan indikator dari sluruh
kegiatan perekonomian, di mana peningkatannya merupakan sasaranyamh harus
dicapai dalam pembangunan
b)
Cara perhitungannya meskipun kompleks
tetapi telah berkembang dan secara luas sudah dikenal dan dipahami.
c)
Hamper semua negara anggota PBB, telah
menghasilkan perhitungan GNP yang sudah tercantum dalam statistik PBB.
GNP juga
memiliki kelemahan-kelemahan diantara lain :
a)
GNP tidak mengukur distribusi pendapatan
b)
GNP tidak menghitunng kegiatan informasi
dalam jumlah pengganguran
c)
GNP tidak mengukur aspek non-ekonomi
d)
GNP tidak mengukur ongkos sosial
e)
GNP merupakan indikator yang sarat
dibebani nilai terutama jika diterapkan dinegara-negara yang data statistiknya
masih kurang baik dan tingkat perekonomiannya masih inkonsisten
f)
GNP kurang tepat sebagai alat pembanding
antar negara.
b. Net Economic Welfare (NEW)
Net
ecomonic walfare dikemukakan oleh William Nordhaus dan James Tobin. Pada
dasarnya konsep net ecomonic walfare atau kesejahteraan ekonomi bersih berusaha
menunjukkan tolak ukur ekonomi yang lebih baik dengan cara mengoreksi
komponn-komponen yang ada dalam konsep GNP.
Indikator Non Ekonomi (Sosial)
a. Physical
Quality of Life Index (PQLI)
Suatu
indeks komposit yang terdiri atas 3 indikator, yaitu kesehatan, gizi dan
pendidikan. Dan dengan PQLI dan IMH yang diperoleh dengan sendirinya memiliki
nilai yang bergerak dari nol sampai seterusnya.
b. Human
Development Index (HDI)
HDI meranking
semua negara dalam skala dalam skala 0 hingga 1 berdasarkan atas 3 tujuan atau
produk pembangungan, yaitu:
a)
Usia panjang yang diukur dengan tingkat
harapan hidup.
b)
Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata
tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan rata-rata tahun
sekolah
c)
Penghasilam yang diukur dengan
pendapatan perkapita rill yang telah disesuaikan.
Beberapa Indikator Tingkat Pembangunan
Lainnya
a.
Garis Kemiskinan
b.
Kebutuhan Dasar Minimum
c.
Kreteria Bank Dunia
BAB V PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI
Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier
a. Teori Adam Smith: Teori Pertumbuhan
Adam
Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang berurutan yaitu
dimulai dari masa pemburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa
perdagangan dan yang terakhir adalah tahap perindustrian.
b. Teori Karl Marx: Teori Pembangunan
Karl
marx dalam bukunya Das Kapital membagi evaluasi perkembangan masyarakat menjadi
tiga, yaitu dimulai dari feodalisme, kapitalisme dan sosialisme.
c. Teori Rostow: Tahap-tahap Pertumbuhan
Teori
tahap-tahap pertumbuhan dikembangkan oleh W.W. Rostow melalui bukunya yang
diterbitkan pada tahun 1960 yang berjudul: The
Stages of Ecomonic Growth : a non-communist manifesto.
Rostow
roses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara
dalam salah satu dari tahap-tahap pembangunan sebagai berikut:
Ø Masyarakat
tradisional
Ø Prasyarat
lepas landas
Ø Tahap
lepas landas
Ø Tahap
gerak menuju kematangan
Ø Tahap
konsumsi masa tinggi.
2. Teori Perubahan Struktural
a. Teori Boeke: tentang dualisme sosial
Boeke
mengemukakan teorinya dualism sosial di negara-negara berkembang dan pengertian
tersebut didefiniskan sebagai suatu pertentangan dari suatu sistem sosial yang
dari luar dengan sistem sosial pribumi yang memiliki corak yang berbeda.
b. Teori Pembangunan Arthur-Lewis :
Dualisme Ekonomi
Teori
ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah perkotaan dan
pedesaan, yang mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi diantara kedua
tempat tersebut (perekonomian tradisonal dan perekonomian modern)
c. Hollis Chenery: Teori Pola Pembangunan
Model
transformasi perubahan structural yang terjadi pada setiap negara sebenarnya
dapat diidentifikasikan dan proses perubahannya secara umum pada dasarnya
memiliki kesamaan pola.
d. Teori Horrad-Domar: Akumulasi Modal
Teori
nya menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh
dan berkembang dalam jangka panjang, atau perekonomian yang tumbuh dan
berkemabng dengan mantap.
3. Teori Dependensia
Teori
dependensia menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi yang dialami oleh
negara- negara berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian
dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah perekonomian negara-negara maju
dan kedua adalah perekonomian negara-negara sedang berkembang.
4. Teori Neo-Klasik Penentang Revolusi
Teori
neo-klasik yang tidak menyukai pendekatan revolusioner ini sering disebut
sebagai teori penawaran. Pada akhirnya kata kunci keberhasilan pembangunan
dalam teori ini adalah pasar bebas dan perekonomian laissez faire. Dan teori ini hanya tepat diterapkan di negara
negara yang maju daripada negara berkembang.
5. Teori Schumpeter
Teori
Schumpeter pertama kali dikemukakan bukunya pada tahun 1911 dalam bahasa
jerman. Dan pada tahun 1934 dalam bahasa inggris dengan judul The Theory of Economic Development.
Teori Schumpeter yang menggambarkan tentang proses pembangunan dan faktor utama
yang menentukan pembangunan ditulis dalam bukunya Business Cycle pada tahun 1939.
BAB VI DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi modern
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat adalah meliputi:
Ø Akumulasi
modal
Ø Pertumbuhan
penduduk
Ø Kemajuan
teknologi
b. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern
Dalam
analisisnya Kuznets memisahkan 6 karakteristik yaitu terjadi dalam proses
pertumbuhan hamper disemua negara maju, yaitu:
Dua Variabel Ekonomi Agresif
Ø Tingginya
tingkat pertumbuhan output perkapitan dan penduduk
Ø Tingginya
tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keselluruhan
Dua Variabel Transformasi Struktural
Ø Tingginya
tingkat transformasi ekonomi
Ø Tingginya
tingkat transformasi sosial dan budaya.
c. Perdebatan Masalah Pertumbuhan
Buku
yang berjudul The Limits to Growth (1972) menjelaskan kenyataan bahwa sumber
daya alam yang terbatas di bumi ini tidak akan dapat menopang tingkat
pertumbuhan yang tinggi secara terus menerus tanpa terjadinya bencana sosial
dan ekonomi yang besar. Di negara NSB yang menjadi permaslahan utamanya adalah
masalah pertumbuhan versus masalah pendapatan.
2. Distribusi Pendapatan
a. Ketidakmertaaan Disribusi Pendapatan
Penyebab
ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB, menurut Irma Adelman dan Cynthia
Taft Morris (1973) ada 8 sebab yaitu:
Ø Pertambahan
penduduk yang tinggi mengakibatkan menurunnya pendapatan perkapita,
Ø Inflasi,
Ø Ketidakmerataan
pembangunan antar daerah
Ø Investasi
yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal
Ø Rndahnya
mobilitas sosial
Ø Pelaksanaan
kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga
barang hasil industri adalah usaha untuk usaha-usaha golongan kapitalis
Ø Memburuknya
nilai tukar bagi NSB dalam perdagangandalam negara-negara maju
Ø Hancurnya
industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan industry rumah tangga,
dan lain-lain.
b. Distribusi Pendapatan Perseorangan
c. Kurva Lorenz
d. Koefisien Giri
e. Distribusi Funngsional
3. Kemiskinan
a. Penyebab Kemiskinan
Shrap,
et.al dalam Kuncoro (2003:131) mengidentifikasikan ada 3 penyebab kemiskinan
dipandang dari sisi ekonomi, yaitu:
Ø Secara
Makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber
daya sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang tertimbang,
Ø Kemiskinan
yang timbul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia,
Ø Kemiskinan
muncul akibat perbedaan akses dalam modal.
b. Ukuran Kemiskinan
Secara
umum ada dua macam ukuran kemiskinan yaitu kemiskinan absolute dan kemiskinan
relatif.
c. Indikator Kemiskinan
Ø Tingkat
konsumsi beras
Ø Tingkat
pendapatan
Ø Tingkat
kesejahteraan sosial
4. Strategi/kebijakan dalam Mengurangi
Kemiskinan
Ø Pembangunan
pertanian
Ø Pembangunan
sumber daya manusia
Ø Peranan
lembaga swadaya masyarakat (LSM)
BAB
VII PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMERATAAN
1. Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat atau negara adalah
akumulasi modal, pertumbuhyan penduduk, kemajuan teknologi dan karakteristik
pertumbuhan ekonomi modern.
2. Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan
Dengan
berlangsung tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka kelompok negara-negara
HPAEs mampu menurunkan tingkat ketimpangan pandapatan dan kemiskinan.
3. Tingkat Investasi Dan Tabungan
Investasi
merupakan salah satu penggerak
pertumbuhan ekonomi. pada perekonomian tertutup, sumber dana investasi berasal
dari tabungan domestik, sedangkan untuk perekonomian terbuka sumber dana dapat
diperoleh melalui pinjaman luar negeri.
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kemajuan
perekonomian suatu negara tidak terlepas dari produktivitas kerja penduduknya.
Adapun produktivitas itu sendiri harus didukung oleh tingkat investasi dan
sumber daya manusia yang memandai.
5. Strategi/kebijakan menghindari hipotesis
U
Menurut
Ismail (1995), yang mengacu pada hasil studi Cheng-Chung Lai (1989), tentang
strategi pembangunan Taiwan yang diterapkan pada awal pembangunan, minimal ada
empat hal yang harus dilakukan yaitu:
Ø Adanya
transfer surplus dari sektor pertanian ke sektor industri yang berjalan dengan
baik,
Ø Industrilisasi
yang bersifat padat karya dan berorientasi ekspor,
Ø Lokasi
industry yang tidak mendorong urbanisasi karena berlokasi tidak jauh dari
daerah pedesaan,
Ø Adanya
land reform.
6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan
ekonomi di Indonesia mengalami siklus pasang surut dari periode waktu ke
periode waktu berikutnya.
BAB VIII KEPUNDUDUKAN DAN TENAGA KERJA
1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk\
Irwan
dan Suparmoko (1992) mengatakan bahwa penduduk memiliki dua peranan dalam
pembangunan ekopnomi; satu dari segi permintaan dan yang lain dari segi
penawaran. Dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dvari
penwaran penduduk bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu, pertumbuhan
penduduk yang cepat tidak selalu merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi.
jadi, pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan tingkat penghasilan yang rendah
tidak ada gunanya bagi pembangunan ekonomi.
2. Struktur Umur dan Penyebaran Penduduk
Di
Indonesia sendiri yang menjadi permasalahan perkembangan penduduk berkaitan
dengan tiga hal, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan perlu
diturunkan, penyebaran penduduk antara daerah yang kurang seimbang serta
kualitas kehidupan penduduk yang masih rendah sehingga perlu ditingkatkan.
3. Mingrasi dan Pembangunan
a. Migrasi
Suatu
proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik dari
sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan industry
di perkotaan.
b. Model Pembangunan menurut Lewis
Teori
Lewis ini membagi perekonomian dalam dua sektor, yaitu:
Ø Sektor
tradisional yang subsistem, yang ditandai oleh produktivitas tenaga kerja yang
sangat rendah atau bahkan nol
Ø Sektor
modern dimana tenaga kerja dari sektor subsistem berpindah secara perlahan
kearah industry modern.
c. Proses migrasi dan karakteristik para
migrant
Migrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Karakteristik
migran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
Ø Karakteristik
demografis
Ø Karakteristik
pendidikan
Ø Karakteristik
ekonomi
d. Teori Migrasi Todaro
Pada
teori ini menganggap bahwa angkatan kerja, baik actual maupun potensial,
membandingkan pendapatan yang mereka harapkan diperkotaan pada suatu waktu
tertentu dengan pendapatan rata-rata di pedesaan.
e. Formulasi Matematis Teori Migrasi
Harris-Todaro
Merupakan
suatu teori formulasi penring dalam melihat peranan rangsangan ekonomis dalam
mengambil keputusan dalam bermigrasi. Secara matematis teori tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Mt =
f(Wu – Wr)
4. Pengangguran dan pembangunan ekonomi
a. Macam-macam pengangguran
Ø Pengangguran
terbuka
Ø Setengah
pengangguran
Ø Tampak
bekerja tetapi tidak bekerja penuh
Ø Tenaga
kerja yang lemah
Ø Tenaga
kerja tidak produktif.
b. Hubungan antara pengangguran, kemiskinan
dan distribusi pendapatan.
Dalam
mengurangi kemiskinan dan distribusi pendapatan dinegara sedang berkembang
adalah memberikan upah yang memandai dan menyediakan lapangan kerja bagi
kelompok masyarakat miskin. Oleh karena itu, peningkatan kesempatan kerja
merupakan unsure paling penting dalam strategi pembangunan yang menitiberatkan
penghapusan kemiskinan.
5. Pembanguan ketenaga kerjaan di Indonesia
Ø Perluasan
dan pengembangan kesempatan kerja
Ø Peningkatan
kualitas dan produktivitas tenaga kerja
Ø Perlindungan
dan pengembangan lembaga tenaga kerja.
BAB
IX PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
1. Masalah dan Kebijakan Pembangunan
a. Periode 1945-1950
masalah
– masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø Struktur
ekonomi yang tidak seimbang
Ø Sebagaian
besar penduduk berada dipulau jawa sedangkan yang ada diluar pulau jawa kurang
Ø Tenaga
beli masyarakat sangat rendah
b. Periode 1951-1955
masalah
– masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø Inflasi
tidak terkendali
Ø Perdagangan
surplus tidak terarah
Ø Kebijaksanaan
keuangan tidak mendorong investasi
Ø Cabinet
silih berganti, program pembangunan tidak berkesinambungan.
c. Periode 1956-1960
masalah
– masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø Naiknya
biaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan akibat inflasi
Ø Kesulitan
yang diderita industry muda karena im[or yang dibebaskan sebagai upaya untuk
mengimbangi naiknya ekspor yang terjadi naiknya komoditi ekspor Indonesia
Ø Deficit
anggaran pendapatan dan belanja Negara
Ø Mundurnya
produksi barang-barang primer.
d. Periode 1961-1965
masalah
– masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø Tingkat
inflasi semakin meningkat dengan segala macam akibatnya yang memperburuk
keadaan perekonomian
Ø Terjadinya
pemberontakan tahun 1957 di Sumatera dan Sulawesi menyebabkan peningkatan pengeluaran
pemerintah untuk pertahanan dan keamanan
Ø Nilai
dasar tukar Indonesia memburuk
Ø Produksi
barang barang ekspor menurun
Ø Impor
beras semskin besar nilainya sehingga mengakibatkan penggunaan devisa juga
semakin besar.
e. Periode 1966-1968
Periode
ini dikenal sebagai periode stabilisasi dan rehabilitasi sesuai dengan masalah
pokok yang dihadapi yaitu meningkatnya inflasi yang mencapai 650% pertahun pada
tahun 1965 dan turunnya produksi nasional disemua sektor.
f. Sektor 1969/1970 – 1973/1974
Masalah-masalah
pokok yang dihadapi dalam periode ini antara lain adalah sebagai berikut:
Ø Perekonomian
semakin terbuka, sehingga semakin dipengaruhi gejolak perekonomian Indonesia
Ø Daya
beli masyarakat rendah, sehingga kurang mendukung berkembangnya industrialisasi
Ø Semakim
dirasakan kesenjangan pendapatan antara golongan dan antar daerah
Ø Adanya
pengaruh yang tidak menguntungkan dari krisis moneter international
Ø Pengawasan
pembangunan dirasakan masih sangat lemah
g. Periode 1974/1975 – 1978/1979
Maka
pada awal periode Replita II ini pemerataan merupakan masalah pokok.
Sebagaimana telah ditetapkan GBHN 1973,
pelaksanaan pembangunan harus bertumpu pada trilogy pembangunan yaitu:
Ø Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat
Ø Pertumbu8han
ekonomi yang cukup tinggi
Ø Stabilitas
nasional yang sehat dan dinamis
h. Periode 1979/1980 – 1983/1984
Ø Pemerataan
kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan, sandamg dan papan
Ø Pemerataan
kesempatan untuk memperoleh jalur pendidikan dan pelayanan kesehatan
Ø Pemerataan
pembagian pendapatan
Ø Pemerataan
perluasan kesempatan kerja
Ø Pemerataan
usaha, khusus nya bagi golongan ekonomi lemah
Ø Pemerataan
kesempatan berpartisipasi
Ø Pemerataan
pembangunan antar daerah
Ø Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan.
i.
Periode
1994/1995 – 1998/1999
Tujuan
pembangunan lima tahun keenam adalah:
Ø Menumbuhkan
sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir
batin yang lebih selaras,adil dan merata.
Ø Meletakkan
landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.
2. Kebijakan Pembangunan dan Konsep Tinggal
Landas
Teori
Rostow sangat berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan di Indonesia , hal ini
tercermin dari rumsan titik berat pembangunan dalam Replita I sampai dengan
Replita VI.
3.
Pembangunan Pasca Krisis Ekonomi
a.
Periode 1999 – 2004
Ø Membangun
ekonomi yang didasarkan sistem ekonomi kerakyatan untuk mencapai keadilan
kesejahteraan rakyat yang meningkat, merata dan berkeadilan.
Ø Mengembangkan
ekonomi melalui otonomi daerah dan peran serta masyarakat secara nyata dan
konsisten
Ø Menempatkan
prinsip-prinsip efisiensi yang didukung peningkatan kemampuan sumber daya
manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan
Ø Berorientasi
pada perkembangan globalisasi dengan secara hati- hati, disiplin, dan
bertanggung jawab dalam rangka menghadapi ketidakpastian yang mingkatkan akibat
proses globalisasi
Ø Menyusun
kebijakan ekonomi secara transparan dan bertanggung jawab
Ø Membangung
sistem SDA, lingkungan hidup, dan sistem sosial kemasyarakatan untuk
meningkatan kesejahteraan rakyat yang berkesinambungan.
j.
Periode 2004 -2009
Ø Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan rakyat, dan ketahan budaya
Ø Meningkatkan
pembangunan ekonomi dan membangun landasan pembangunan berkelanjutan dalam
rangka pengurangan pengangguran dan kemiskinan
Ø Mendorong
pembangunan daerah
Ø Mendorong
supermasi hokum
Ø Memantapkan
kehidupan politik serta memperkokoh persatuan dan kesatuan dalm kerangka NKRI.
BAB
X PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
1. Pembangunan Ekonomi Derah
Pembanguna
ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintahan daerah dan masyarakatnya
mengelola sumber daya-sumebr daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.
2. Permasalahan dalam Pembangunan Ekonomi
Daerah
a.
Ketimpangan pembangunan sektor industry
b.
Kurang meratanya investasi
c.
Tingkat mobilitas faktor produksi yang
rendah
d.
Perbedaan sumber daya alam
e.
Kurangnya demografis
f.
Kurang lancarnya perdangangan antar
daerah
3. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi
Daerah
Ø Paradigma
baru dari sisi kesempatan kerja, perusahaan baru harus mengembangkan pekerjaan
yang sesuai dengan kondisi penduduk daerah
Ø Dari
sisi basis pembangunan, pengembangan lembaga-lembaga ekonomi baru
Ø Dari
sisi asset-aset lokasi, keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas
lingkungan
Ø Dari
sisi sumber daya pengetahuan, pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi.
4. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
a)
Startegi pengembangan fisik
b)
Strategi pengembangan dunia usaha
c)
Strategi pengembangan sumber daya
manusia
d)
Strategi pengembangan masyarakat
5. Daya saing Ekonomi Daerah
Daya
saing yang dihitung atas dasar sembilan kelopmpok karakteristik structural
ekonomi, yang meliputi:
Ø Keterbukaan
terhadap perdagangan dan keuangan international
Ø Peran
kebijakan fiskan dan regulasi pemerintahan
Ø Birokasi
yang efisien
Ø Pembanguna
pasar financial
Ø Kualitas
infrastruktur
Ø Kualitas
teknologi
Ø Kualitas
manajemen bisnis
Ø Fleksibilitas
psar tenaga kerja dan pengembangan sumber daya
Ø Kualitas
kelembagaan hukum dan politik.
6. Peran Pemerintah dalam Pembangunan
Ekonomi Daerah
a)
Enterpreneur
b)
Koordinator
c)
Fasilitator
d)
Stimulator
BAB
XI PEMBANGUNAN PERTANIAN
1. Peranan Sektor Pertanian dalam Perekonomian
Pembangunan
sektor pertanian sangat penting karena sebagian besar masyarakat di
negera-negara miskin sangat mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
2. Kebijakan Sektor Pertanian dan Pangan
Kebijakan
sektor pertanian di Indonesia pada awal masa orde baru, seperti yang diungkakan
Pada pelita I. Pada tahuan 1970-an Perekonomian Indonesia dihadapkan pada
pilihan sulit pada kebijakan pangan, sebagai konsekuensi keberhasilan kebijakan
beras dan pembangunan ekonomi. pada pelita III kebijakan swasembada beras
diganti menjadi kebijakan yang lebih luas, yaitu swasembada dibidang pangan.
3. Swasembada pangan dalam pembangunan
Swasembada
pangan sangat penting untuk menghadapi terjadinya krisis eknomi dunia. Dan
disisi lain karena kebutuihan pangan akan terpenuhi maka kualitas gizi
masyarakat pun akan lebih baik.
4. Modernisasi Pertanian dengan Sistem
Panca Usaha Tani
Pada
tahun 1964 program bimas diperluas dan dikenal dengan semboyan Panca Usaha
Tani, kelima cara tersebut mencakup:
Ø Penggunaan
dan pengendalian air yang lebih baik
Ø Penggunaan
bibit pilihan
Ø Penggunaan
pupuk dan pestisida yang seimbang
Ø Cara
bercocok tanam yang baik
Ø Koperasi
yang kuat
5. Pembangunan Tanaman Industri
Pengembangan
tanaman industry dilakukan dengan 4 pola pada pengembangnya, yaitu:
Ø Pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Ø Pola
Unit Pelayanan Pengembangan (UPP)
Ø Pola
Swadaya
Ø Pola
Perusahaan Perkebunan Besar
BAB
XII PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Sejarah Sektor Industri di Indonesia
Ø Pada
tahun 1920-an industry modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang
asing. Saat itu industry kecil hanya
penggilingan padi, pembuatan gula merah, rokok kretek, kerajinan tekstil dan
lain-lain.
Ø Setelah
Indonesia merdeka mulai mengembangkan sektor industry dan menawarkan investasi
walau dalam taraf coba-coba.
Ø Pada
tahun 1951 pemerintahan meluncurkan RUP.
Ø Sesudah
1957, sektor industri mengalami stagnasi, dan perekonomian mengalami masa
redup.
Ø 1960-an
sektor industry tidak berkembang.
Ø Tahun
1978, sumbangan sektor industri dalm bentuk PDB kembali menembus angka 10%.
Ø Tahun
1999, hampir semua jenis indutri tutup karena mengalami pailit (bangkrut).
2. Permasalahan Industrialisasi di
Indonesia
Kebijakan
perindustrian selama awal tahun 1960-an
mencerminkan filsafat proteksionisme dan etatisme yang ektrim dan mengakibatkan
kemacetan dalam berproduksi. Perkembangan sektor industri mengalami
kemajuanyang cukup mengesankan pada masa PJP 1.
3. Kebijakan Industralisasi
Ada
tiga aspek kebijakan ekonomi orde baru yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi
pertumbuhan sektor industri. Ketiga aspek tersebut adalah:
Ø Dirombaknya
sistem devisa
Ø Dikuranginya
fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan nagi perusahaan negara dan
kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama sama
dengan sektor BUMN
Ø Diberlakukannya
undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA)
4. Peranan Sektor Industry dalam
Pembangunan
Peranan
sektor industry adalah untuk memberikan niali tambah faktor-faktor produksi.
BAB
XIII PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN ASEAN
1. Perkembangan Ekonomi ASEAN
Ø 1967-1969
merupakan tahap orientasi dalam perkembangan ASEAN
Ø 1969-1974
tahap konsolidasi bagi ASEAN
Ø 1971-1980
merupakan tahap dasawarsa pembangunan ASEAN I
2. Kerjasama Ekonomi ASEAN
Pendekatan-pendekatan
dalam berbagai hal sebagai isu dasar untuk meningkatkan kerjasama ekonomi
ASEAN, yang meliputi:
Ø Strategi
perdagangan umum
Ø Kompetitif
dan komplementaritas
Ø Perbedaan
dalam tahap perkembangan dan pedoman perdagangan.
3. Kegiatan ASEAN dan Hasil yang Telah
Dicapai
Dalam
pelaksanaan kegiatan kerjasama ekonomi ASEAN, hasil-hasil yanh dicapai meliputi
sebagai berikut:
Ø Bahan
makanan dan pertanian
Ø Gula
Ø Karet
sintesis
Ø Kehutanan
Ø Multilateral
trade negotiations
Ø Perkapalan
Ø Kepariwisataan
4. AFTA dan Persaingan Ekonomi
Untuk
menjamin pelaksanaan CEPT dapat menuju AFTA. Maka ASEAN sepakat agar semua
negara menghapus restriksi kuantitatif untuk produk dalam skema CEPT.
5. Percepatan AFTA dari Tahun 2008 ke Tahun
2003
Dalam
kurun waktu pelaksanaan CEPT menuju AFTA tersebut disepakati untuk menurunkan
tarif pada jalur normal dan jalur cepat. CEPT mencakup berbagai mata dagangan
manufaktur dan produk pertanian yang diproses, dan tarif yang dikenakan secara bertahap akan
diturunkan sampai dibawah 5% atau 0,5%.
6. ASEAN Bebas Bea Masuk Tahun 2010
Kesepakatan
untuk menghapuskan bea masuk pada tahun 2010 dituangkan dalam pernyataan akhir
KTT Informal Ke 3 ASEAN . Dimana dalam pernyataan tersebut juga disepakati
bahwa pada tanggal 1 januari 2000, 90% dari produk yang dimasukkan enam negara
pendiri ASEAN di dalam daftar pengecualian tarifnya harus diturunkan sehingga
hanya menjadi 0-5%.
7. Hubungan ASEAN dengan Negara Asia
Pasifik
Tujuan
dibentuknya kerjasama perdagangan dan pembangunan di kawasan Asia dan Pasifik
adalah:
Ø Memberikan
tingkat ketergantungan yang tinggi dan menyediakan katup pengamanan yang
efektif terhadap keluhan-keluhan
Ø Dapat
membangkitkan arus investasi dan bantuan kepada negara-negara berkemabng
Ø Menyediakan
form untuk konsultasi dan diskusi mengenai pembangunan regional jangka panjang.
Ø Membangun
dasar yang lebih aman untuk mengembangkan perdagangan dengan cina, uni soviet,
dan negara-negara Eropa Timur yang lain
BAB
XIV UTANG LUAR NEGERI DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
1. Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan
Sumber-sumber
pembiayaan pembangunan berasal antara lain, tabungan domestic, hasil ekspor,
bantuan luar negeri, dan investasi asing (PMA)
2. Modal Asing dalam Pembangunan
a)
Aliran modal ke sektor pemerintahan
b)
Aliran modal ke sektor Swasta
c)
Polemic mengenai Modal Asing
3. Motivasi Negara Industri ( Negara Donor
)
Menurut
Ruttan (1989) setidaknya ada dua alasan yang melatar belakangi negara donor
bersedia memberikan bantuan
1)
Dilandasi kepentingan ekonomi dan
strategis
2)
Dilandasi tanggung jawab moral dari
penduduk negara kaya terhadap penduduk negra miskin.
4. Struktur Pembiayaan Pembangunan
Struktur
pembiayaan pembangunan Indonesia dilihat dari Pelita I sampai Pelita IV peranan
bantuan luar negeri pernah mencapai lebih dari 50%. Walaupun bantuan luar
negeri semakin menurun pada akhir tahun 1990-an namun presentasenya masih
diatas 35%.
5. Dilema Memelihara Momentum Pembangunan
6. Overborrowing Indikator Utang Luar Negeri
indikator
beban utang luar negeri, yaitu DSR, DER, dan DGNP yang melebihi batas yang
dianggap aman, yaitu masing-masing 20%, 200%, dan 40%.
BAB
XV PEMBANGUNAN EKONOMI LOBAL
1. Liberalisasi Negara-negara Berkembang
dan Industri
Menurut
Wilder dan Jameson dalam Kuncoro (2003) perbedaan-perbedaan tersebut meliputi
beberapa dimensi, antara lain:
Ø Liberarisasi
di NSB menitiberatkan pada pengurangan deficit anggaran dan tingkat inflasi
Ø Tujuan
pelaksanaan liberalisasi di NSB ditekankan pada pencapaian program redistibusi
pendapatan, sedangkan di negara industri liberalisasi lebih ditunjukkan pada
pembentukan kelas menengah baru sebagai pendukung sistem pasar
Ø Terbatasnya
kelas menengah di NSB menyulitkan pembentukan modal melalui pasar modal
Ø Untuk
meningkatkan modalnya, kebanyakan perusahaan swasta di NSB lebih senang
menggunakan sistem perbankan dibandingkan dengan menjual sahamnya dipasar
modal.
Ø Pelaksanaan
liberalisasi di NSB tidak terlepas dari pertimbangan unsure kedaerahan dan
perbankan etnik, dimana perbedaan tersebut jarang ditemui di negara-negara
indutri
2. Liberalisasi Perdagangan
Pelaksanaan
liberalisasi perdagangan merupakan usul Eminent
Persons Group (EPG) dan Pasific
Business Forum (PBF).
3. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi
ekonomi dapat didefinisikan sebagai mendunia nya kegiatan dan keterkaitan
perekonomian.
4. Pro-Kontra Globalisasi Ekonomi
Ada
tiga faktor yang membedakan globalisasi masa lalu dan masa kini, yaitu: velocity, intensity, dan extensity.
5. Peran kekuatan Mekanisme Pasar dan
Intervensi Pemerintahan dalam Proses Globalisasi Ekonomi
Mekanisme
pasar yang menjadi andalan bagi penganut paham neo-liberal ternyata mengandung
beberapa kelemahan antara lain:
Ø Liberalisasi
pasar modal ternyata telah memungkinkan modal bebas bergerak setiap saat dimana
saja.
Ø Dalam
proses globalisasi yang terjadi bukan konvergensi
Ø Ternyata
krisis lingkungan global tidak dapat diatasi oleh kekuatan pasar.
6. Prospek Ekonomi Kerakyatan dalam
Globalisasi Ekonomi
BAB
XVI MAKNA KERJASAMA EKONOMI ASIA PASIFIK BAGI INDONESIA
1. Potensi Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik
Perkembangan
ekonomi termasuk Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir ini, kurang lebih
sebagai berikut:
1)
Berfungsi nya mekanisme pasar untuk
mendorong pertumbuhan negara negara melaksanakan a market driven economy,
2)
Pemerintahan yang menciptakan market friendly policis.
Manfaat
dari suatu kerjasama Ekonomi Asia Pasifik adalah di bidang perluasan
perdagangan dan investasi secara khusus melalui concerted effort liberalism trade and investment.
2. Kecenderungan Global yang Lebih
Kompetitif
Ø Justru
memanfaatkan momentum selesainya putaran Uruguay tersebut untuk menggalang
potensi dinamis kawasan Asia Pasifik kea rah pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi melalui liberalisasi perdagangan dan investasi.
Ø Kerjasama
ekonomi Asia Pasifik dalam liberalisasi perdagangan dan investasi tersebut
perlu atau bahkan harus GATT consisten
kerjasama perdagangan dan investasi hendaknya tidak mengarah kepada pembentukan
suatu blok perdagangan.
3. Kerjasama antara Ekonomi yang Beragam
Kerjasama
ekonomi Asia Pasifik perlu diletakkan di atas dua konsiderasi penting, yaitu:
Ø Seperti
secara original dikemukakan oleh Presiden Soeharto, yang kuat harus member
peluang bagi yang lemah untuk bisa maju.
Ø Adanya
differential, perbedaan bagi ekonomi
yang maju dengan ekonomi yang berkembang.
4. Peran Indonesia dalam Kerjasama Ekonomi
Asia Pasifik
1)
Indonesia adalah suatu negera yang
merupakan salah satu dari yang tumbuh cepat di Asia Timur/Tenggara,
2)
Performance ekonomi kita menjadi bagian
pembicaraan untuk mempengaruhi dan mempelopori upaya bersama liberalisasi
perdagangan dan investasi menuju pasar bebas dan terbuka di kawasan Asia
Pasifik,
3)
Dapat menjadi jembatan Timur dan Barat,
dan mengusahakan Amerika tetap lock in
dengan Asia, karena komplementaritas dan intensitas perdagangan dan
investasinya, tanpa menutup diri dengan dunia pada umumnya.
2.
Membuat/mencari
contoh abstraksi/abstrak
Dengan makin
banyaknya jumlah situs belanja online
maka konsumen menjadikan variabel pelayanan dan kepuasan dalam menentukkan
loyalitas terhadap situs belanja online.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas
pelanggan pada situs belanja online
Lazada (studi kasus Mahasiswa Gunadarma Kalimalang). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah X₁: Pelayanan,
Variabel Pelayanan merupakan operasionalisasi pelayanan terhadap Lazada, X₂:
Kepuasan, Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah presepsi konsumen
terhadap kepuasan dari barang yang disediakan , Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Y: Loyalitas Konsumen. Pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden. Teknik penetapan responden
menggunakan teknik Purposive sampling. Analisis Data meliputi uji reliabilitas
dan validitas butir kuesioner, uji normalitas,uji asumjsi klasik, uji regresi
linier berganda, uji t, uji f. Aplikasi SPSS 20.0 digunakan untuk membantu
pengujian model ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pelayanan (X₁),
Kepuasan (X₂) terhadap Loyalitas Konsumen (Y) berpengaruh
signifikan secara bersama-sama (simultan). Hasil tersebut ditunjukan dengan
persamaan berikut: Y = 2.110 + 0.159X1 + 0.231X2. Selanjutnya uji t menunjukan
pada taraf nyata 0.05 menyatakan bahwa kedua variabel independen yang diteliti
yaitu variabel Pelayanan dan Kepuasan terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen Loyalitas. Dengan demikian, semakin
tinggi variabel X₁ dan X2 maka Loyalitas
konsumen akan meningkat.