Kamis, 09 Juni 2016

Tugas softskill meringkas buku dan membuat abstraksi.



 NAMA : FARINA WIJAYANTI
 KELAS : 3EA29
 NPM : 13213250
1.      Membuat ringkasan sebuah buku ( yang berjumlah 150 halaman)

A.    Identitas Buku
Judul   :  Ekonomi Pembangunan
Penulis : DRS. SUBANDI, M.M.
Penerbit : ALFABETA
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 230 lembar
Jumlah bab : 16 bab

B.     Ringkasan Buku

BAB  I PENTINGNYA MEMPELAJARI EKONOMI PEMBANGUNAN

Pembangunan ekonomi banyak dilaksanakan oleh negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia didalamnya. Pada umunya pembangunan dipusatkan pada usaha-usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. kebijakan tersebut ditempuh  dengan alasan bahwa; pertama, keterbelakangan dibidang ekonomi memang paling dirasakan, dan kedua, pembangunan dibi8dang ekonomi diyakini dapat mendorong perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya dimasyarakat sehingga diharapkan mampu mendukung/mempercepat pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi
            Pembagunan ekonomi menarik perhatian ekonom sejak zaman merkantilisme, klasik, sampai zaman karl mark and Keynes. Adam smith telah menyinggung berbagai aspek pembangunan ekonomi dalam bukunya “The Wealth of Nation (1976)”.

Karakteristik Umum Negara Sedang Berkembang
            Karakteristik umum NSB tersebut menurut Todaro (1997) meliputi beberapa hal, antara lain:
a)      Tingkat kehidupan yang rendah;
b)      Tingkat produktivitas rendah;
c)      Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi;
d)     Tingginya tingkat perkembangan pengganguran dan pengganguran semu;
e)      Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer;
f)       Kekuasaan, ketergantungan dan vulnerability dalam hubungan-hubungan international.

Cakupan Bahan dan Ekonomi Pembangunan
            Menurut Arsyad (1999:5) ada beberapa aspek penting yang dianalisis dalam ekonomi pembangunan antara lain: masalah pertumbuhan ekonomi, masalah kemiskinan, masalah pembentukan modal, masalah pengerahan tabungan, dan masalah bantuan luar negeri.
            Dalam ekonomi pembangunan menurut arsyad (1999:6) dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama bersifat deskriptif dan analitis, lalu kelopok kedua bersifat memberikan berbagai pilihan kebijakan pembangunan.

BAB II PEMBANGUNAN, MAKNA DAN HAKIKAT PEMBANGUNAN

Pengertian dan Makna Pembangunan
Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai “suatu rangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan atau aktivitas ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup/kemakmuran dalam jangka panjang”.

Hakikat Pembangunan
            Kondisi keterbelakngan masyarakat terlihat diberbagai bidang terdapat banyak hal-hal yang merupakn lingkaran kemiskinan yang tak berujung pangkal. Hal ini merupaka penyebab utamanya adalah kekurangan dan keterbatasan yang amat parah dalam pendapatan, modal dan keterampilan. Pola sturuktur pembangunan masyarakat tersebut pada unmunya berat sebelah. Dualism sektor  ini lebih merenggangkan laju pertumbuhan dan tingkat kesejahteraan masing-masing sektor.

Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
            Pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi.  terdapat tiga nilai pokok penentu keberhasilan pembangunan ekonomi yaitu, berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih. sedangkan pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.
           
BAB III PARADIGMA EKONOMI PEMBANGUNAN
Paradigma Pembangunan
            Paradigma trasdisional memiliki pandangan tentang pembangunan dinegara sedang berkembang (NSB) iidentikan dengan upaya meningkatkan pendapatan per kapita. Dengan ditingkatkan nya pendapatan perkapita dihaarapkan masalah-masalah seperti pengganguran, kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat dipecahkan dengan apa yang dikenal trickle down effect.

Ekonomi Pembangunan Sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan
            Ilmu ekonomi menyediakan peralatan analisis dan metode berpikir untuk mengelola pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi sebagai alat analisis dan metode berpikir, berwujud teori-teori ekonomi dan model-model ekonomi yang dapat diaplikasikan untuk menganalisis permasalahan dan perumusan kebijaksanaan pembangunan . keberadaan cabang ilmi pengetahuan  seperti ilmu ekonomi pemabangunan, ekonomi perencanaan, dan ekonomi regional membuktikan betapa dominannya peranan ilmu ekonomi dalam pembangunan.

Pembangunan Ekonomi Sebagai Bagian Pembangunan Nasional
            Pada akhirnya suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat menunjukkan kecenderungan yang meningkat.


Strategi Pembangunan Ekonomi
            PBB pada tahun 1961 menetapkan suatu program kerjasama ekonomi internasional yang dikenal dengan Dasawarsa Pembangunan, untuk menunjang pembangunan ekonomi pada negara-negra yang sedang berkembang. Sejumlah negara berkembang berhasil mencapai laju pertumbuhan GDP yang tinggi, tetapi muncul pula kepincangan-kepincangan dalam struktur masyarakatnya. Kesadarakan akan adanya kepincangan dan perlu meninjau kembali teori dan praktik pembangunan yang berlaku selama ini, seperti yang terungkap terungkap dalam tulisan-tulisan mereka, antatra lain seperti: “Development Recon-sidered:(London, 1972); Francis Blanchard, dalam tulisannya berjudul “New development strategies to combat unemployment and poverty” (The new standard, October 18,1975); Enrique Penalosa, dalam tulisannya “ the need for a nnew development model” (Finance and development, march, 1976) dana laporan Konpesasi Kesempatan Kerja sedunia tahun 1976, dalam “Meeting basic Needs” (Jevana : ILO, 1977) Pada intinya mereka mengemukakan bahwa strategi pembangunan yang terlalu bereorentasi pada peningkatan GDP perlu ditinggalkan.

BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
Indikator Ekonomi
a.      Produk National Bruto
Perhitungan pendekatan nasional dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan produksi.
Rumus  NI = r + w + i + p
Rumus GNP = C + I + G + (X-M) + F
Rumus GDP = C + I + G + (X-M)
                                                              
GNP dan GDP perkapijta digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan, yaitu:
a)      GNP merupakan indikator dari sluruh kegiatan perekonomian, di mana peningkatannya merupakan sasaranyamh harus dicapai dalam pembangunan
b)      Cara perhitungannya meskipun kompleks tetapi telah berkembang dan secara luas sudah dikenal dan dipahami.
c)      Hamper semua negara anggota PBB, telah menghasilkan perhitungan GNP yang sudah tercantum dalam statistik PBB.

GNP juga memiliki kelemahan-kelemahan diantara lain :
a)      GNP tidak mengukur distribusi pendapatan
b)      GNP tidak menghitunng kegiatan informasi dalam jumlah pengganguran
c)      GNP tidak mengukur aspek non-ekonomi
d)     GNP tidak mengukur ongkos sosial
e)      GNP merupakan indikator yang sarat dibebani nilai terutama jika diterapkan dinegara-negara yang data statistiknya masih kurang baik dan tingkat perekonomiannya masih inkonsisten
f)       GNP kurang tepat sebagai alat pembanding antar negara.

b.      Net Economic Welfare (NEW)
Net ecomonic walfare dikemukakan oleh William Nordhaus dan James Tobin. Pada dasarnya konsep net ecomonic walfare atau kesejahteraan ekonomi bersih berusaha menunjukkan tolak ukur ekonomi yang lebih baik dengan cara mengoreksi komponn-komponen yang ada dalam konsep GNP.

Indikator Non Ekonomi (Sosial)
a.      Physical Quality of Life Index (PQLI)
Suatu indeks komposit yang terdiri atas 3 indikator, yaitu kesehatan, gizi dan pendidikan. Dan dengan PQLI dan IMH yang diperoleh dengan sendirinya memiliki nilai yang bergerak dari nol sampai seterusnya.

b.      Human Development Index (HDI)
HDI meranking semua negara dalam skala dalam skala 0 hingga 1 berdasarkan atas 3 tujuan atau produk pembangungan, yaitu:
a)      Usia panjang yang diukur dengan tingkat harapan hidup.
b)      Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan rata-rata tahun sekolah
c)      Penghasilam yang diukur dengan pendapatan perkapita rill yang telah disesuaikan.

Beberapa Indikator Tingkat Pembangunan Lainnya
a.       Garis Kemiskinan
b.      Kebutuhan Dasar Minimum
c.       Kreteria Bank Dunia


BAB V PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier
a.      Teori Adam Smith: Teori Pertumbuhan
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang berurutan yaitu dimulai dari masa pemburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan dan yang terakhir adalah tahap perindustrian.

b.      Teori Karl Marx: Teori Pembangunan
Karl marx dalam bukunya Das Kapital membagi evaluasi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yaitu dimulai dari feodalisme, kapitalisme dan sosialisme.

c.       Teori Rostow: Tahap-tahap Pertumbuhan
Teori tahap-tahap pertumbuhan dikembangkan oleh W.W. Rostow melalui bukunya yang diterbitkan pada tahun 1960 yang berjudul: The Stages of Ecomonic Growth : a non-communist manifesto.
Rostow roses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara dalam salah satu dari tahap-tahap pembangunan sebagai berikut:
Ø  Masyarakat tradisional
Ø  Prasyarat lepas landas
Ø  Tahap lepas landas
Ø  Tahap gerak menuju kematangan
Ø  Tahap konsumsi masa tinggi.
2.      Teori Perubahan Struktural
a.      Teori Boeke: tentang dualisme sosial
Boeke mengemukakan teorinya dualism sosial di negara-negara berkembang dan pengertian tersebut didefiniskan sebagai suatu pertentangan dari suatu sistem sosial yang dari luar dengan sistem sosial pribumi yang memiliki corak yang berbeda.

b.      Teori Pembangunan Arthur-Lewis : Dualisme Ekonomi
Teori ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah perkotaan dan pedesaan, yang mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi diantara kedua tempat tersebut (perekonomian tradisonal dan perekonomian modern)

c.       Hollis Chenery: Teori Pola Pembangunan
Model transformasi perubahan structural yang terjadi pada setiap negara sebenarnya dapat diidentifikasikan dan proses perubahannya secara umum pada dasarnya memiliki kesamaan pola.

d.      Teori Horrad-Domar: Akumulasi Modal
Teori nya menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang, atau perekonomian yang tumbuh dan berkemabng dengan mantap.

3.      Teori Dependensia
Teori dependensia menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi yang dialami oleh negara- negara berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah perekonomian negara-negara maju dan kedua adalah perekonomian negara-negara sedang berkembang.

4.      Teori Neo-Klasik Penentang Revolusi
Teori neo-klasik yang tidak menyukai pendekatan revolusioner ini sering disebut sebagai teori penawaran. Pada akhirnya kata kunci keberhasilan pembangunan dalam teori ini adalah pasar bebas dan perekonomian laissez faire. Dan teori ini hanya tepat diterapkan di negara negara yang maju daripada negara berkembang.

5.      Teori Schumpeter
Teori Schumpeter pertama kali dikemukakan bukunya pada tahun 1911 dalam bahasa jerman. Dan pada tahun 1934 dalam bahasa inggris dengan judul The Theory of Economic Development. Teori Schumpeter yang menggambarkan tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan ditulis dalam bukunya Business Cycle pada tahun 1939.







 BAB VI DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
1.      Pertumbuhan Ekonomi
a.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi modern
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat adalah meliputi:
Ø  Akumulasi modal
Ø  Pertumbuhan penduduk
Ø  Kemajuan teknologi

b.      Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern
Dalam analisisnya Kuznets memisahkan 6 karakteristik yaitu terjadi dalam proses pertumbuhan hamper disemua negara maju, yaitu:
Dua Variabel Ekonomi Agresif
Ø  Tingginya tingkat pertumbuhan output perkapitan dan penduduk
Ø  Tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keselluruhan
      Dua Variabel Transformasi Struktural
Ø  Tingginya tingkat transformasi ekonomi
Ø  Tingginya tingkat transformasi sosial dan budaya.

c.       Perdebatan Masalah Pertumbuhan
Buku yang berjudul The Limits to Growth (1972) menjelaskan kenyataan bahwa sumber daya alam yang terbatas di bumi ini tidak akan dapat menopang tingkat pertumbuhan yang tinggi secara terus menerus tanpa terjadinya bencana sosial dan ekonomi yang besar. Di negara NSB yang menjadi permaslahan utamanya adalah masalah pertumbuhan versus masalah pendapatan.

2.      Distribusi Pendapatan
a.      Ketidakmertaaan Disribusi Pendapatan
Penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB, menurut Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris (1973) ada 8 sebab yaitu:
Ø  Pertambahan penduduk yang tinggi mengakibatkan menurunnya pendapatan perkapita,
Ø  Inflasi,
Ø  Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
Ø  Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal
Ø  Rndahnya mobilitas sosial
Ø  Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri adalah usaha untuk usaha-usaha golongan kapitalis
Ø  Memburuknya nilai tukar bagi NSB dalam perdagangandalam negara-negara maju
Ø  Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan industry rumah tangga, dan lain-lain.
b.      Distribusi Pendapatan Perseorangan
c.       Kurva Lorenz
d.      Koefisien Giri
e.       Distribusi Funngsional

3.      Kemiskinan
a.      Penyebab Kemiskinan
Shrap, et.al dalam Kuncoro (2003:131) mengidentifikasikan ada 3 penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu:
Ø  Secara Makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang tertimbang,
Ø  Kemiskinan yang timbul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia,
Ø  Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

b.      Ukuran Kemiskinan
Secara umum ada dua macam ukuran kemiskinan yaitu kemiskinan absolute dan kemiskinan relatif.

c.       Indikator Kemiskinan
Ø  Tingkat konsumsi beras
Ø  Tingkat pendapatan
Ø  Tingkat kesejahteraan sosial

4.      Strategi/kebijakan dalam Mengurangi Kemiskinan
Ø  Pembangunan pertanian
Ø  Pembangunan sumber daya manusia
Ø  Peranan lembaga swadaya masyarakat (LSM)


BAB VII PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMERATAAN
1.      Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat atau negara adalah akumulasi modal, pertumbuhyan penduduk, kemajuan teknologi dan karakteristik pertumbuhan ekonomi modern.

2.      Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan
Dengan berlangsung tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka kelompok negara-negara HPAEs mampu menurunkan tingkat ketimpangan pandapatan dan kemiskinan.

3.      Tingkat Investasi Dan Tabungan
Investasi merupakan salah satu  penggerak pertumbuhan ekonomi. pada perekonomian tertutup, sumber dana investasi berasal dari tabungan domestik, sedangkan untuk perekonomian terbuka sumber dana dapat diperoleh melalui pinjaman luar negeri.

4.      Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kemajuan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari produktivitas kerja penduduknya. Adapun produktivitas itu sendiri harus didukung oleh tingkat investasi dan sumber daya manusia yang memandai.
5.      Strategi/kebijakan menghindari hipotesis U
Menurut Ismail (1995), yang mengacu pada hasil studi Cheng-Chung Lai (1989), tentang strategi pembangunan Taiwan yang diterapkan pada awal pembangunan, minimal ada empat hal yang harus dilakukan yaitu:
Ø  Adanya transfer surplus dari sektor pertanian ke sektor industri yang berjalan dengan baik,
Ø  Industrilisasi yang bersifat padat karya dan berorientasi ekspor,
Ø  Lokasi industry yang tidak mendorong urbanisasi karena berlokasi tidak jauh dari daerah pedesaan,
Ø  Adanya land reform.

6.      Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami siklus pasang surut dari periode waktu ke periode waktu berikutnya.


BAB VIII KEPUNDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

1.      Tingkat Pertumbuhan Penduduk\
Irwan dan Suparmoko (1992) mengatakan bahwa penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekopnomi; satu dari segi permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dvari penwaran penduduk bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk yang cepat tidak selalu merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi. jadi, pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada gunanya bagi pembangunan ekonomi.

2.      Struktur Umur dan Penyebaran Penduduk
Di Indonesia sendiri yang menjadi permasalahan perkembangan penduduk berkaitan dengan tiga hal, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan perlu diturunkan, penyebaran penduduk antara daerah yang kurang seimbang serta kualitas kehidupan penduduk yang masih rendah sehingga perlu ditingkatkan.

3.      Mingrasi dan Pembangunan
a.      Migrasi
Suatu proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik dari sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan industry di perkotaan.
b.      Model Pembangunan menurut Lewis
Teori Lewis ini membagi perekonomian dalam dua sektor, yaitu:
Ø  Sektor tradisional yang subsistem, yang ditandai oleh produktivitas tenaga kerja yang sangat rendah atau bahkan nol
Ø  Sektor modern dimana tenaga kerja dari sektor subsistem berpindah secara perlahan kearah industry modern.
c.       Proses migrasi dan karakteristik para migrant
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Karakteristik migran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
Ø  Karakteristik demografis
Ø  Karakteristik pendidikan
Ø  Karakteristik ekonomi

d.      Teori Migrasi Todaro
Pada teori ini menganggap bahwa angkatan kerja, baik actual maupun potensial, membandingkan pendapatan yang mereka harapkan diperkotaan pada suatu waktu tertentu dengan pendapatan rata-rata di pedesaan.

e.       Formulasi Matematis Teori Migrasi Harris-Todaro
Merupakan suatu teori formulasi penring dalam melihat peranan rangsangan ekonomis dalam mengambil keputusan dalam bermigrasi. Secara matematis teori tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mt = f(Wu – Wr)

4.      Pengangguran dan pembangunan ekonomi
a.      Macam-macam pengangguran
Ø  Pengangguran terbuka
Ø  Setengah pengangguran
Ø  Tampak bekerja tetapi tidak bekerja penuh
Ø  Tenaga kerja yang lemah
Ø  Tenaga kerja tidak produktif.

b.      Hubungan antara pengangguran, kemiskinan dan distribusi pendapatan.
Dalam mengurangi kemiskinan dan distribusi pendapatan dinegara sedang berkembang adalah memberikan upah yang memandai dan menyediakan lapangan kerja bagi kelompok masyarakat miskin. Oleh karena itu, peningkatan kesempatan kerja merupakan unsure paling penting dalam strategi pembangunan yang menitiberatkan penghapusan kemiskinan.

5.      Pembanguan ketenaga kerjaan di Indonesia
Ø  Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja
Ø  Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
Ø  Perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja.


BAB IX PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA

1.      Masalah dan Kebijakan Pembangunan
a.      Periode 1945-1950
masalah – masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø  Struktur ekonomi yang tidak seimbang
Ø  Sebagaian besar penduduk berada dipulau jawa sedangkan yang ada diluar pulau jawa kurang
Ø  Tenaga beli masyarakat sangat rendah

b.      Periode 1951-1955
masalah – masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø  Inflasi tidak terkendali
Ø  Perdagangan surplus tidak terarah
Ø  Kebijaksanaan keuangan tidak mendorong investasi
Ø  Cabinet silih berganti, program pembangunan tidak berkesinambungan.

c.       Periode 1956-1960
masalah – masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø  Naiknya biaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan akibat inflasi
Ø  Kesulitan yang diderita industry muda karena im[or yang dibebaskan sebagai upaya untuk mengimbangi naiknya ekspor yang terjadi naiknya komoditi ekspor Indonesia
Ø  Deficit anggaran pendapatan dan belanja Negara
Ø  Mundurnya produksi barang-barang primer.

d.      Periode 1961-1965
masalah – masalah pokok dibidang ekonomi yang dihadapi antara lain adalah:
Ø  Tingkat inflasi semakin meningkat dengan segala macam akibatnya yang memperburuk keadaan perekonomian
Ø  Terjadinya pemberontakan tahun 1957 di Sumatera dan Sulawesi menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pertahanan dan keamanan
Ø  Nilai dasar tukar Indonesia memburuk
Ø  Produksi barang barang ekspor menurun
Ø  Impor beras semskin besar nilainya sehingga mengakibatkan penggunaan devisa juga semakin besar.

e.       Periode 1966-1968
Periode ini dikenal sebagai periode stabilisasi dan rehabilitasi sesuai dengan masalah pokok yang dihadapi yaitu meningkatnya inflasi yang mencapai 650% pertahun pada tahun 1965 dan turunnya produksi nasional disemua sektor.

f.       Sektor 1969/1970 – 1973/1974
Masalah-masalah pokok yang dihadapi dalam periode ini antara lain adalah sebagai berikut:
Ø  Perekonomian semakin terbuka, sehingga semakin dipengaruhi gejolak perekonomian Indonesia
Ø  Daya beli masyarakat rendah, sehingga kurang mendukung berkembangnya industrialisasi
Ø  Semakim dirasakan kesenjangan pendapatan antara golongan dan antar daerah
Ø  Adanya pengaruh yang tidak menguntungkan dari krisis moneter international
Ø  Pengawasan pembangunan dirasakan masih sangat lemah
g.      Periode 1974/1975 – 1978/1979
Maka pada awal periode Replita II ini pemerataan merupakan masalah pokok. Sebagaimana telah ditetapkan GBHN 1973,  pelaksanaan pembangunan harus bertumpu pada trilogy pembangunan yaitu:
Ø  Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Ø  Pertumbu8han ekonomi yang cukup tinggi
Ø  Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

h.      Periode 1979/1980 – 1983/1984
Ø  Pemerataan kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan, sandamg dan papan
Ø  Pemerataan kesempatan untuk memperoleh jalur pendidikan dan pelayanan kesehatan
Ø  Pemerataan pembagian pendapatan
Ø  Pemerataan perluasan kesempatan kerja
Ø  Pemerataan usaha, khusus nya bagi golongan ekonomi lemah
Ø  Pemerataan kesempatan berpartisipasi
Ø  Pemerataan pembangunan antar daerah
Ø  Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

i.        Periode 1994/1995 – 1998/1999
Tujuan pembangunan lima tahun keenam adalah:
Ø  Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras,adil dan merata.
Ø  Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.

2.      Kebijakan Pembangunan dan Konsep Tinggal Landas
Teori Rostow sangat berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan di Indonesia , hal ini tercermin dari rumsan titik berat pembangunan dalam Replita I sampai dengan Replita VI.

3.      Pembangunan Pasca Krisis Ekonomi
a.       Periode 1999 – 2004
Ø  Membangun ekonomi yang didasarkan sistem ekonomi kerakyatan untuk mencapai keadilan kesejahteraan rakyat yang meningkat, merata dan berkeadilan.
Ø  Mengembangkan ekonomi melalui otonomi daerah dan peran serta masyarakat secara nyata dan konsisten
Ø  Menempatkan prinsip-prinsip efisiensi yang didukung peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan
Ø  Berorientasi pada perkembangan globalisasi dengan secara hati- hati, disiplin, dan bertanggung jawab dalam rangka menghadapi ketidakpastian yang mingkatkan akibat proses globalisasi
Ø  Menyusun kebijakan ekonomi secara transparan dan bertanggung jawab
Ø  Membangung sistem SDA, lingkungan hidup, dan sistem sosial kemasyarakatan untuk meningkatan kesejahteraan rakyat yang berkesinambungan.

j.        Periode 2004 -2009
Ø  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan rakyat, dan ketahan budaya
Ø  Meningkatkan pembangunan ekonomi dan membangun landasan pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengurangan pengangguran dan kemiskinan
Ø  Mendorong pembangunan daerah
Ø  Mendorong supermasi hokum
Ø  Memantapkan kehidupan politik serta memperkokoh persatuan dan kesatuan dalm kerangka NKRI.


BAB X PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

1.      Pembangunan Ekonomi Derah
Pembanguna ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintahan daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumebr daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.

2.      Permasalahan dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
a.       Ketimpangan pembangunan sektor industry
b.      Kurang meratanya investasi
c.       Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah
d.      Perbedaan sumber daya alam
e.       Kurangnya demografis
f.       Kurang lancarnya perdangangan antar daerah

3.      Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Daerah
Ø  Paradigma baru dari sisi kesempatan kerja, perusahaan baru harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi penduduk daerah
Ø  Dari sisi basis pembangunan, pengembangan lembaga-lembaga ekonomi baru
Ø  Dari sisi asset-aset lokasi, keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan
Ø  Dari sisi sumber daya pengetahuan, pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi.

4.      Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
a)      Startegi pengembangan fisik
b)      Strategi pengembangan dunia usaha
c)      Strategi pengembangan sumber daya manusia
d)     Strategi pengembangan masyarakat


5.      Daya saing Ekonomi Daerah
Daya saing yang dihitung atas dasar sembilan kelopmpok karakteristik structural ekonomi, yang meliputi:
Ø  Keterbukaan terhadap perdagangan dan keuangan international
Ø  Peran kebijakan fiskan dan regulasi pemerintahan
Ø  Birokasi yang efisien
Ø  Pembanguna pasar financial
Ø  Kualitas infrastruktur
Ø  Kualitas teknologi
Ø  Kualitas manajemen bisnis
Ø  Fleksibilitas psar tenaga kerja dan pengembangan sumber daya
Ø  Kualitas kelembagaan hukum dan politik.

6.      Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
a)      Enterpreneur
b)      Koordinator
c)      Fasilitator
d)     Stimulator



BAB XI PEMBANGUNAN PERTANIAN
1.      Peranan Sektor Pertanian dalam Perekonomian
Pembangunan sektor pertanian sangat penting karena sebagian besar masyarakat di negera-negara miskin sangat mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

2.      Kebijakan Sektor Pertanian dan Pangan
Kebijakan sektor pertanian di Indonesia pada awal masa orde baru, seperti yang diungkakan Pada pelita I. Pada tahuan 1970-an Perekonomian Indonesia dihadapkan pada pilihan sulit pada kebijakan pangan, sebagai konsekuensi keberhasilan kebijakan beras dan pembangunan ekonomi. pada pelita III kebijakan swasembada beras diganti menjadi kebijakan yang lebih luas, yaitu swasembada dibidang pangan.

3.      Swasembada pangan dalam pembangunan
Swasembada pangan sangat penting untuk menghadapi terjadinya krisis eknomi dunia. Dan disisi lain karena kebutuihan pangan akan terpenuhi maka kualitas gizi masyarakat pun akan lebih baik.

4.      Modernisasi Pertanian dengan Sistem Panca Usaha Tani
Pada tahun 1964 program bimas diperluas dan dikenal dengan semboyan Panca Usaha Tani, kelima cara tersebut mencakup:
Ø  Penggunaan dan pengendalian air yang lebih baik
Ø  Penggunaan bibit pilihan
Ø  Penggunaan pupuk dan pestisida yang seimbang
Ø  Cara bercocok tanam yang baik
Ø  Koperasi yang kuat
5.      Pembangunan Tanaman Industri
Pengembangan tanaman industry dilakukan dengan 4 pola pada pengembangnya, yaitu:
Ø   Pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Ø  Pola Unit Pelayanan Pengembangan (UPP)
Ø  Pola Swadaya
Ø  Pola Perusahaan Perkebunan Besar


BAB XII PEMBANGUNAN INDUSTRI
1.      Sejarah Sektor Industri di Indonesia
Ø  Pada tahun 1920-an industry modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang asing.  Saat itu industry kecil hanya penggilingan padi, pembuatan gula merah, rokok kretek, kerajinan tekstil dan lain-lain.
Ø  Setelah Indonesia merdeka mulai mengembangkan sektor industry dan menawarkan investasi walau dalam taraf coba-coba.
Ø  Pada tahun 1951 pemerintahan meluncurkan RUP.
Ø  Sesudah 1957, sektor industri mengalami stagnasi, dan perekonomian mengalami masa redup.
Ø  1960-an sektor industry tidak berkembang.
Ø  Tahun 1978, sumbangan sektor industri dalm bentuk PDB kembali menembus angka 10%.
Ø  Tahun 1999, hampir semua jenis indutri tutup karena mengalami pailit (bangkrut).

2.      Permasalahan Industrialisasi di Indonesia
Kebijakan perindustrian selama awal tahun  1960-an mencerminkan filsafat proteksionisme dan etatisme yang ektrim dan mengakibatkan kemacetan dalam berproduksi. Perkembangan sektor industri mengalami kemajuanyang cukup mengesankan pada masa PJP 1.

3.      Kebijakan Industralisasi
Ada tiga aspek kebijakan ekonomi orde baru yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi pertumbuhan sektor industri. Ketiga aspek tersebut adalah:
Ø  Dirombaknya sistem devisa
Ø  Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan nagi perusahaan negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama sama dengan sektor BUMN
Ø  Diberlakukannya undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA)

4.      Peranan Sektor Industry dalam Pembangunan
Peranan sektor industry adalah untuk memberikan niali tambah faktor-faktor produksi.




BAB XIII PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN ASEAN
1.      Perkembangan Ekonomi ASEAN
Ø  1967-1969 merupakan tahap orientasi dalam perkembangan ASEAN
Ø  1969-1974 tahap konsolidasi bagi ASEAN
Ø  1971-1980 merupakan tahap dasawarsa pembangunan ASEAN I

2.      Kerjasama Ekonomi ASEAN
Pendekatan-pendekatan dalam berbagai hal sebagai isu dasar untuk meningkatkan kerjasama ekonomi ASEAN, yang meliputi:
Ø  Strategi perdagangan umum
Ø  Kompetitif dan komplementaritas
Ø  Perbedaan dalam tahap perkembangan dan pedoman perdagangan.

3.      Kegiatan ASEAN dan Hasil yang Telah Dicapai
Dalam pelaksanaan kegiatan kerjasama ekonomi ASEAN, hasil-hasil yanh dicapai meliputi sebagai berikut:
Ø  Bahan makanan dan pertanian
Ø  Gula
Ø  Karet sintesis
Ø  Kehutanan
Ø  Multilateral trade negotiations
Ø  Perkapalan
Ø  Kepariwisataan

4.      AFTA dan Persaingan Ekonomi
Untuk menjamin pelaksanaan CEPT dapat menuju AFTA. Maka ASEAN sepakat agar semua negara menghapus restriksi kuantitatif untuk produk dalam skema CEPT.

5.      Percepatan AFTA dari Tahun 2008 ke Tahun 2003
Dalam kurun waktu pelaksanaan CEPT menuju AFTA tersebut disepakati untuk menurunkan tarif pada jalur normal dan jalur cepat. CEPT mencakup berbagai mata dagangan manufaktur dan produk pertanian yang diproses, dan tarif  yang dikenakan secara bertahap akan diturunkan sampai dibawah 5% atau 0,5%.

6.      ASEAN Bebas Bea Masuk Tahun 2010
Kesepakatan untuk menghapuskan bea masuk pada tahun 2010 dituangkan dalam pernyataan akhir KTT Informal Ke 3 ASEAN . Dimana dalam pernyataan tersebut juga disepakati bahwa pada tanggal 1 januari 2000, 90% dari produk yang dimasukkan enam negara pendiri ASEAN di dalam daftar pengecualian tarifnya harus diturunkan sehingga hanya menjadi 0-5%.

7.      Hubungan ASEAN dengan Negara Asia Pasifik
Tujuan dibentuknya kerjasama perdagangan dan pembangunan di kawasan Asia dan Pasifik adalah:
Ø  Memberikan tingkat ketergantungan yang tinggi dan menyediakan katup pengamanan yang efektif terhadap keluhan-keluhan
Ø  Dapat membangkitkan arus investasi dan bantuan kepada negara-negara berkemabng
Ø  Menyediakan form untuk konsultasi dan diskusi mengenai pembangunan regional jangka panjang.
Ø  Membangun dasar yang lebih aman untuk mengembangkan perdagangan dengan cina, uni soviet, dan negara-negara Eropa Timur yang lain


BAB XIV UTANG LUAR NEGERI DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
1.      Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan
Sumber-sumber pembiayaan pembangunan berasal antara lain, tabungan domestic, hasil ekspor, bantuan luar negeri, dan investasi asing (PMA)

2.      Modal Asing dalam Pembangunan
a)      Aliran modal ke sektor pemerintahan
b)      Aliran modal ke sektor Swasta
c)      Polemic mengenai Modal Asing

3.      Motivasi Negara Industri ( Negara Donor )
Menurut Ruttan (1989) setidaknya ada dua alasan yang melatar belakangi negara donor bersedia memberikan bantuan
1)      Dilandasi kepentingan ekonomi dan strategis
2)      Dilandasi tanggung jawab moral dari penduduk negara kaya terhadap penduduk negra miskin.

4.      Struktur Pembiayaan Pembangunan
Struktur pembiayaan pembangunan Indonesia dilihat dari Pelita I sampai Pelita IV peranan bantuan luar negeri pernah mencapai lebih dari 50%. Walaupun bantuan luar negeri semakin menurun pada akhir tahun 1990-an namun presentasenya masih diatas 35%.

5.      Dilema Memelihara Momentum Pembangunan
6.      Overborrowing Indikator Utang Luar Negeri
indikator beban utang luar negeri, yaitu DSR, DER, dan DGNP yang melebihi batas yang dianggap aman, yaitu masing-masing 20%, 200%, dan 40%.


BAB XV PEMBANGUNAN EKONOMI LOBAL
1.      Liberalisasi Negara-negara Berkembang dan Industri
Menurut Wilder dan Jameson dalam Kuncoro (2003) perbedaan-perbedaan tersebut meliputi beberapa dimensi, antara lain:
Ø  Liberarisasi di NSB menitiberatkan pada pengurangan deficit anggaran dan tingkat inflasi
Ø  Tujuan pelaksanaan liberalisasi di NSB ditekankan pada pencapaian program redistibusi pendapatan, sedangkan di negara industri liberalisasi lebih ditunjukkan pada pembentukan kelas menengah baru sebagai pendukung sistem pasar
Ø  Terbatasnya kelas menengah di NSB menyulitkan pembentukan modal melalui pasar modal
Ø  Untuk meningkatkan modalnya, kebanyakan perusahaan swasta di NSB lebih senang menggunakan sistem perbankan dibandingkan dengan menjual sahamnya dipasar modal.
Ø  Pelaksanaan liberalisasi di NSB tidak terlepas dari pertimbangan unsure kedaerahan dan perbankan etnik, dimana perbedaan tersebut jarang ditemui di negara-negara indutri

2.      Liberalisasi Perdagangan
Pelaksanaan liberalisasi perdagangan merupakan usul Eminent Persons Group (EPG) dan Pasific Business Forum (PBF).

3.      Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai mendunia nya kegiatan dan keterkaitan perekonomian.

4.      Pro-Kontra Globalisasi Ekonomi
Ada tiga faktor yang membedakan globalisasi masa lalu dan masa kini, yaitu: velocity, intensity, dan extensity.

5.      Peran kekuatan Mekanisme Pasar dan Intervensi Pemerintahan dalam Proses Globalisasi Ekonomi
Mekanisme pasar yang menjadi andalan bagi penganut paham neo-liberal ternyata mengandung beberapa kelemahan antara lain:
Ø  Liberalisasi pasar modal ternyata telah memungkinkan modal bebas bergerak setiap saat dimana saja.
Ø  Dalam proses globalisasi yang terjadi bukan konvergensi
Ø  Ternyata krisis lingkungan global tidak dapat diatasi oleh kekuatan pasar.

6.      Prospek Ekonomi Kerakyatan dalam Globalisasi Ekonomi


BAB XVI MAKNA KERJASAMA EKONOMI ASIA PASIFIK BAGI INDONESIA
1.      Potensi Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik
Perkembangan ekonomi termasuk Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir ini, kurang lebih sebagai berikut:
1)      Berfungsi nya mekanisme pasar untuk mendorong pertumbuhan negara negara melaksanakan a market driven economy,
2)      Pemerintahan yang menciptakan market friendly policis.
Manfaat dari suatu kerjasama Ekonomi Asia Pasifik adalah di bidang perluasan perdagangan dan investasi secara khusus melalui concerted effort liberalism trade and investment.

2.      Kecenderungan Global yang Lebih Kompetitif
Ø  Justru memanfaatkan momentum selesainya putaran Uruguay tersebut untuk menggalang potensi dinamis kawasan Asia Pasifik kea rah pertumbuhan dan perkembangan ekonomi melalui liberalisasi perdagangan dan investasi.
Ø  Kerjasama ekonomi Asia Pasifik dalam liberalisasi perdagangan dan investasi tersebut perlu atau bahkan harus GATT consisten kerjasama perdagangan dan investasi hendaknya tidak mengarah kepada pembentukan suatu blok perdagangan.

3.      Kerjasama antara Ekonomi yang Beragam
Kerjasama ekonomi Asia Pasifik perlu diletakkan di atas dua konsiderasi penting, yaitu:
Ø  Seperti secara original dikemukakan oleh Presiden Soeharto, yang kuat harus member peluang bagi yang lemah untuk bisa maju.
Ø  Adanya differential, perbedaan bagi ekonomi yang maju dengan ekonomi yang berkembang.

4.      Peran Indonesia dalam Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik
1)      Indonesia adalah suatu negera yang merupakan salah satu dari yang tumbuh cepat di Asia Timur/Tenggara,
2)      Performance ekonomi kita menjadi bagian pembicaraan untuk mempengaruhi dan mempelopori upaya bersama liberalisasi perdagangan dan investasi menuju pasar bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik,
3)      Dapat menjadi jembatan Timur dan Barat, dan mengusahakan Amerika tetap lock in  dengan Asia, karena komplementaritas dan intensitas perdagangan dan investasinya, tanpa menutup diri dengan dunia pada umumnya.





2.      Membuat/mencari contoh abstraksi/abstrak
Dengan makin banyaknya jumlah situs belanja online maka konsumen menjadikan variabel pelayanan dan kepuasan dalam menentukkan loyalitas terhadap situs belanja online. Penelitian   ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan pada situs belanja online Lazada (studi kasus Mahasiswa Gunadarma Kalimalang). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah X: Pelayanan, Variabel Pelayanan merupakan operasionalisasi pelayanan terhadap Lazada, X: Kepuasan, Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah presepsi konsumen terhadap kepuasan dari barang yang disediakan , Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Y: Loyalitas Konsumen. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden. Teknik penetapan responden menggunakan teknik Purposive sampling. Analisis Data meliputi uji reliabilitas dan validitas butir kuesioner, uji normalitas,uji asumjsi klasik, uji regresi linier berganda, uji t, uji f. Aplikasi SPSS 20.0 digunakan untuk membantu pengujian model ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pelayanan (X), Kepuasan (X) terhadap Loyalitas Konsumen (Y) berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan). Hasil tersebut ditunjukan dengan persamaan berikut: Y = 2.110 + 0.159X1 + 0.231X2. Selanjutnya uji t menunjukan pada taraf nyata 0.05 menyatakan bahwa kedua variabel independen yang diteliti yaitu variabel Pelayanan dan Kepuasan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Loyalitas. Dengan demikian, semakin tinggi variabel X dan X2 maka Loyalitas konsumen akan meningkat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar