KELAS : 3EA29
NPM : 13213250
Proses
Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Ø Pengertian
Model Pengambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang
bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan
itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan
model secara cepat dan benar.
Pentingnya model dalam suatu
pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat
tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan
dipecahkan diselesaikan itu.
2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai
hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat
hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan
keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan
situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang
kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial
dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat
memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik
dari konstruksi. Model adalah abstraksi, elemen-elemen tertentu dari situasi
yang mungkin dapat membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya
dengan lebih baik. Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali
dapat meliputi perubahan konseptual. Setiap unsur dari situasi nyata merupakan
tiruan dengan menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.
Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast, memberikan kerangka
pengelolaan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi
atau system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks
disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.
Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan
masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih
sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana
abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses
abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik khusus.
Ø Model pengambilan
keputusan diantaranya:
1. Rasional,
model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang, organisasi, dan
bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai, yang secara mendasar
konsisten.
Pengambialan
keputusan yang rasional merukan proses yang komplek. Tahapan rasional decision
making proses:
a. Mengenal permasalahan.
b. Definisikan tujuan.
c. Kumpulkan data yang relevan.
d. Identifikasi alternative yang memungkinkan
(feasible).
e. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative
terbaik.
f. Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan
alternative.
g. Prediksi hasil dari semua alternative.
h. Pilih alternative terbaik.
2. Organisasional,
model-model pengambilan keputusan yang memperhitungkan karakteristik politik dan
structural dari organisasi.
3. Birokrasi, apapun
yang dilakukan organisasi adalah hasil dari rutinitas dan proses bisnis yang
terasah oleh penggunaan aktif selama bertahun-tahun.
4. Keputusan
klasik (classical dision), berpandangan bahwa manager bertindak dalam
kepastian. Merupakan model yang sangat rasional untuk pembuatan keputusan
manajerial.
5. Keputusan
administrasi, menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan
menghadapi 3 kondisi:
a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).
Dan
ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam
perspektif, yaitu:
a. Rasionalitas
terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)
Menekankan
bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya informasi
mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan
uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk
mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri.
Yang perlu dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang
memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.
b. Heuristic
Orang
yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan
pembuatan keputuasan
c. Memutuskan
siapa yang membuat keputusan (bisa)
Model
rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan,
“siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus
dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.
Ø Proses
pembuatan keputusan rasional:
1. Pengamatan situasi: definisikan masalah, tentukan
tujuan, keputusan
2. Kembangkan alternative: cari alternative secara
kreatif, jangan mengevaluasi dulu.
3. Mengevaluasi alternative dan memilih yang terbaik.
4. Implementasikan keputusan dan memonitor hasil:
rencanakan implementasi, implementasi rencana, monitor implementasi dan buat
penyesuaian yang perlu.
Model pengambilan keputusan bisa dilakukan secara
individual, kelompok, tim, panitiaan, dewan, komisi, atau cara reverendum
mengajukan usul tertulis. Cara pengambilan keputusan denga cara mengolah data
dan penilaian, baik kualitatif dan kuantitatif merupaka teknik pengambilan
keputusan. Teknik pengambilan keputusan diperlukan suatu kemampuan.
Ø Setiap
pengambilan keputusan selalu terdapat pertimbangan yang berasal dari:
1. Perasaan, firasat, feeling/ intuisi.
2. Pengumpulan, pengolahan, penilaian, dan
interpretasi fakta-fakta secara rasional sistematis.
3. Pengalaman/ ervaring.
4. Kewibawaan, gezgag, atu pengaruh yang dipunyai oleh
decision maker.
5. Kewenangan/ kekuasaan formal yang dimiliki oleh
decision maker
Jadi decision maker harus menentukan strategi dan metode
pengambilan keputusan. Ke 5 hal diatas dimiliki oleh decision maker secara
individual, maka ia dapat mengambil keputusan secara individual.
Ø Klasifikasi
model pengambilan keputusan:
Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi
model, dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja.
1. Tujuannya
: model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain
sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose.
2. Bidang
penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model
tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan,
dan sebagainya.
3. Tingkatannya
(level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional,
kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
4. Ciri
waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
5. Bentuknya
(form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model
non konflik, dan sebagainya.
6. Pengembangan
analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu
digunakan; lain-lain.
7. Kompleksitas
(complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global,
model keseluruhan, dan lain-lain.
8. Formalisasi
(formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan
dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan
juga.
Ø Pembelian
Keputusan pembelian seseorang juga
dipengerahuioelh cirri – cirri kepribadiannya termasuk usia, pekerjaan, keadaan
ekonomi. perilaku konsumen akan menentukkan proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian. Menurut Kotler
(1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan
pembelian, antara lain:
1) Pengenalan
Keputusan
2) Pencarian
Informasi
3) Evaluasi
Alternatif
4) Keputusan
Pembelian
5) Evaluasi
Pasca Pembelian
Ø Diagnosa
Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.
Untuk merancang sebuah strategi
pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.
Perilaku konsumen dapat membantu
pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.
publik.
3.
Pemasaran sosial (social marketing),
yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam
menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan
efektif.
Ø
Terdapat
tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1. Pendekatan interpretif. Pendekatan
ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi
dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk
memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan
dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Ø 2. Pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Ø 3. Sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan
menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing
terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Referensi
www.academia.edu/.../MODEL_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_SERTA_APLIKASINYA
wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengar...
https://www.wattpad.com/4248683-pengertian-perilaku-konsumen-pembelian-proses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar