Kamis, 26 November 2015

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

NAMA : FARINA WIJAYANTI
KELAS : 3EA29
NPM : 13213250


Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Ø  Pengertian Model Pengambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
2.  Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
3.  Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4.  Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik dari konstruksi. Model adalah abstraksi, elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik. Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi perubahan konseptual. Setiap unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.
Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast, memberikan kerangka pengelolaan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman.
Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik khusus.

Ø  Model pengambilan keputusan diantaranya:
1.  Rasional, model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang, organisasi, dan bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai, yang secara mendasar konsisten.
Pengambialan keputusan yang rasional merukan proses yang komplek. Tahapan rasional decision making proses:
a.   Mengenal permasalahan.
b.  Definisikan tujuan.
c.   Kumpulkan data yang relevan.
d.  Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible).
e.   Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative terbaik.
f.   Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan alternative.
g.  Prediksi hasil dari semua alternative.
h.  Pilih alternative terbaik.
2.  Organisasional, model-model pengambilan keputusan yang memperhitungkan karakteristik politik dan structural dari organisasi.
3.  Birokrasi, apapun yang dilakukan organisasi adalah hasil dari rutinitas dan proses bisnis yang terasah oleh penggunaan aktif selama bertahun-tahun.
4.  Keputusan klasik (classical dision), berpandangan bahwa manager bertindak dalam kepastian. Merupakan model yang sangat rasional untuk pembuatan keputusan manajerial.
5.  Keputusan administrasi, menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:
a.   Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b.  Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c.   Cepat puas (satisfice).
Dan ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam perspektif, yaitu:
a.   Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.
b.  Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan pembuatan keputuasan
c.   Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)
Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan, “siapa yang akan memutuskan?”  merupakan keputusan pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.

Ø  Proses pembuatan keputusan rasional:
1.  Pengamatan situasi: definisikan masalah, tentukan tujuan, keputusan
2.  Kembangkan alternative: cari alternative secara kreatif, jangan mengevaluasi dulu.
3.  Mengevaluasi alternative dan memilih yang terbaik.
4.  Implementasikan keputusan dan memonitor hasil: rencanakan implementasi, implementasi rencana, monitor implementasi dan buat penyesuaian yang perlu.

Model pengambilan keputusan bisa dilakukan secara individual, kelompok, tim, panitiaan, dewan, komisi, atau cara reverendum mengajukan usul tertulis. Cara pengambilan keputusan denga cara mengolah data dan penilaian, baik kualitatif dan kuantitatif merupaka teknik pengambilan keputusan. Teknik pengambilan keputusan diperlukan suatu kemampuan.

Ø  Setiap pengambilan keputusan selalu terdapat pertimbangan yang berasal dari:
1.  Perasaan, firasat, feeling/ intuisi.
2.  Pengumpulan, pengolahan, penilaian, dan interpretasi fakta-fakta secara rasional sistematis.
3.  Pengalaman/ ervaring.
4.  Kewibawaan, gezgag, atu pengaruh yang dipunyai oleh decision maker.
5.  Kewenangan/ kekuasaan formal yang dimiliki oleh decision maker
Jadi decision maker harus menentukan strategi dan metode pengambilan keputusan. Ke 5 hal diatas dimiliki oleh decision maker secara individual, maka ia dapat mengambil keputusan secara individual.



Ø  Klasifikasi model pengambilan keputusan:
Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja.
1.  Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose.
2.  Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya.
3.  Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
4.  Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
5.  Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya.
6.  Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu digunakan; lain-lain.
7.  Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain.
8.  Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.

Ø  Pembelian

Keputusan pembelian seseorang juga dipengerahuioelh cirri – cirri kepribadiannya termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. perilaku konsumen akan menentukkan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.  Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, antara lain:
1)      Pengenalan Keputusan
2)      Pencarian Informasi
3)      Evaluasi Alternatif
4)      Keputusan Pembelian
5)      Evaluasi Pasca Pembelian

Ø  Diagnosa Perilaku Konsumen

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.      Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.      Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.
3.      Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

Ø  Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.      Pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.

Ø  2.      Pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

Ø  3.      Sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.

Referensi
www.academia.edu/.../MODEL_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_SERTA_APLIKASINYA
wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengar...
https://www.wattpad.com/4248683-pengertian-perilaku-konsumen-pembelian-proses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar